sop-perawat.blogspot.com SOP Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan - Standar Operasional Prosedur

SOP Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan

SOP Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan


Berikut ini kami sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Prosedur Operasional (SPO) Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan Lengkap dengan Definisi, Tujuan, Referensi, Prosedur tindakan dan Unit Terkait


SOP Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan

SOP / SPO / Protap Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan


A. Definisi
  • Anemia dalam kehamilan adalah kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 11g/dl pada trimester I dan III atau <10,5 g/dl pada trimester II. Penyebab tersering anemia pada kehamilan adalah defisiensi besi, perdarahan akut, dan defisiensi asam folat.

B. Kode Penyakit
  • No. ICPC-2 : B80 Irondeficiency anaemia 
  • No. ICD-10 : D50 Iron deficiency anaemia


C. Tujuan
Dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi:
  1. Anamnesa (Subjective)
  2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
  3. Penegakkan Diagnosa (Assessment)
  4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


D. Alat & Bahan
  • Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin


D. Langkah-langkah

1. Melakukan Anamnesa (Subjective)
  • Keluhan:
    1. Badan lemah, lesu
    2. Mudah lelah 
    3. Mata berkunang-kunang 
    4. Tampak pucat 
    5. Telinga mendenging 
    6. Pica: keinginan untuk memakan bahan-bahan yang tidak lazim 
  • Faktor Risiko : -
  • Faktor Predisposisi :
    1. Perdarahan kronis 
    2. Riwayat keluarga 
    3. Kecacingan 
    4. Gangguan intake (diet rendah zat besi,)
    5. Gangguan absorbsi besi 

2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
  • Pemeriksaan Fisik Patognomonis:
    1. Konjungtiva anemis 
    2. Atrofi papil lidah 
    3. Stomatitis angularis (cheilosis) 
    4. Koilonichia: kuku sendok (spoon nail), 
  • Pemeriksaan Penunjang 
    1. Kadar hemoglobin 
    2. Apusan darah tepi

3. Penegakan Diagnosa (Assessment)
  • Diagnosis Klinis
    Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II). Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah. 
  • Diagnosis Banding
    1. Anemia akibat penyakit kronik
    2. Trait Thalassemia
    3. Anemia sideroblastik

4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
  • Penatalaksanaan
    1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau pertambahan ukuran janin 
    2. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.Pada ibu hamil dengan anemia, tablet besi diberikan 3 kali sehari. 
    3. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi. Bila tidak tersedia, pasien bisa di rujuk ke pelayanan sekunder untuk penentuan jenis anemia dan pengobatan awal. 
    4. Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan: 
    5. Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI dan TIBC. 
    6. Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam untuk perawatan yang lebih spesifik 
    7. Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan:
      • Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca persalinan infeksi kronik 
      • Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan: 
      • Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
  • Konseling dan Edukasi 
    1. Prinsip konseling pada anemia defisiensi besi adalah memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi. 
    2. Diet bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani (daging,ikan,susu, telur,sayuran hijau) 
    3. Pemakaian alas kaki untuk mencegah infeksi cacing tambang 
  • Kriteria Rujukan 
    1. Pemeriksaan penunjang menentukan jenis anemia yang ibu derita 
    2. Anemia yang tidak membaik dengan pemberian suplementasi besi selama 3 bulan 
    3. Anemia yang disertasi perdarahan kronis, agar dicari sumber perdarahan dan ditangani.


E. Unit Terkait
  • Laboratorium,
  • Apotek,
  • Rumah Sakit




SPO / SOP / Protap Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan Versi Tabel


SOPStandar Operasional Porsedur (SOP) / Protap Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan
Definisi
  • Anemia dalam kehamilan adalah kelainan pada ibu hamil dengan kadar hemoglobin < 11g/dl pada trimester I dan III atau <10,5 g/dl pada trimester II. Penyebab tersering anemia pada kehamilan adalah defisiensi besi, perdarahan akut, dan defisiensi asam folat.
    Tujuan
    • No. ICPC-2 : B80 Irondeficiency anaemia 
    • No. ICD-10 : D50 Iron deficiency anaemia
    Tujuan
    1. Dapat melakukan pengelolaan penyakit yang meliputi:
      1. Anamnesa (Subjective)
      2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
      3. Penegakkan Diagnosa (Assessment)
      4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
      Alat & Bahan
      1. Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin
        Langkah-langkah
        1. 1. Melakukan Anamnesa (Subjective)
          • Keluhan:
            1. Badan lemah, lesu
            2. Mudah lelah 
            3. Mata berkunang-kunang 
            4. Tampak pucat 
            5. Telinga mendenging 
            6. Pica: keinginan untuk memakan bahan-bahan yang tidak lazim 
          • Faktor Risiko : -
          • Faktor Predisposisi :
            1. Perdarahan kronis 
            2. Riwayat keluarga 
            3. Kecacingan 
            4. Gangguan intake (diet rendah zat besi,)
            5. Gangguan absorbsi besi 

          2. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
          • Pemeriksaan Fisik Patognomonis:
            1. Konjungtiva anemis 
            2. Atrofi papil lidah 
            3. Stomatitis angularis (cheilosis) 
            4. Koilonichia: kuku sendok (spoon nail), 
          • Pemeriksaan Penunjang 
            1. Kadar hemoglobin 
            2. Apusan darah tepi

          3. Penegakan Diagnosa (Assessment)
          • Diagnosis Klinis
            Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II). Apabila diagnosis anemia telah ditegakkan, lakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah. 
          • Diagnosis Banding
            1. Anemia akibat penyakit kronik
            2. Trait Thalassemia
            3. Anemia sideroblastik

          4. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
          • Penatalaksanaan
            1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau pertambahan ukuran janin 
            2. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.Pada ibu hamil dengan anemia, tablet besi diberikan 3 kali sehari. 
            3. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan apus darah tepi. Bila tidak tersedia, pasien bisa di rujuk ke pelayanan sekunder untuk penentuan jenis anemia dan pengobatan awal. 
            4. Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada keadaan: 
            5. Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari. Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI dan TIBC. 
            6. Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia perlu dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis penyakit dalam untuk perawatan yang lebih spesifik 
            7. Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada keadaan:
              • Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca persalinan infeksi kronik 
              • Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada keadaan: 
              • Defisiensi asam folat dan vitamin B12: berikan asam folat 1 x 2 mg dan vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
          • Konseling dan Edukasi 
            1. Prinsip konseling pada anemia defisiensi besi adalah memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi. 
            2. Diet bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani (daging,ikan,susu, telur,sayuran hijau) 
            3. Pemakaian alas kaki untuk mencegah infeksi cacing tambang 
          • Kriteria Rujukan 
            1. Pemeriksaan penunjang menentukan jenis anemia yang ibu derita 
            2. Anemia yang tidak membaik dengan pemberian suplementasi besi selama 3 bulan 
            3. Anemia yang disertasi perdarahan kronis, agar dicari sumber perdarahan dan ditangani.
          Unit Terkait
          • Laboratorium,
          • Apotek,
          • Rumah Sakit


          Demikianlah artikel dari kami yang singkat dengan judul yaitu SOP / Protap Anemia Defisiensi Besi. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi ya.

          0 Response to "SOP Anemia Defisiensi Besi Pada Kehamilan"

          Post a Comment

          Iklan Atas Artikel

          Iklan Tengah Artikel 1

          Iklan Tengah Artikel 2

          Iklan Bawah Artikel