sop-perawat.blogspot.com SOP Pemasangan IUD - Standar Operasional Prosedur

SOP Pemasangan IUD

Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan IUD


Berikut ini kami sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan IUD Lengkap dengan Definisi, Tujuan, Referensi, Prosedur tindakan dan Unit Terkait


SOP Pemasangan IUD

SOP / SPO / Protap Pemasangan IUD



A. Definisi
  • Pemasangan IUD adalah Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang berupa kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)


B. Tujuan
  • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemasangan IUD


C. Referensi
  • Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas


D. Prosedur
  1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
  2. Berikan informasi umum tentang KB
  3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan-keterbatasan darimasing-masing jenis kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible)
  4. Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tsb digunakan
  5. Jelaskan bagaimana carakerja alkon tersebut 
  6. Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami
  7. Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami klien

  1. Konseling Metode Khusus
    1. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
    2. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dsb)
    3. Tanyakan tujuan repodruksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
    4. Tanyakan agama/ kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB 
    5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangandan kekhawatiranklien dengan sikap simpatik
    6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
    7. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
  2. Konseling Pra-Pemasangan & Seleksi Klien
    1. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada kesalahan untuk menggunakan AKDR
  3. Riwayat Kesehatan Reproduksi :
    1. Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdaran haid
    2. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
    3. Riwayat kehamilan ektopik
    4. Neri yang hebat setiap haid
    5. Anemia berat ( Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30 )
    6. Riwayat infeksi genetalia (ISG), Penyakit Menular Seksual (PMS), atau infeksi panggul
    7. Berganti-ganti pasangan (risiko ISG tinggi)
    8. Kanker serviks
    9. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan dipersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
  4. Pemeriksaan Panggul
    1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan 
    2. mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air
    3. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dengan sabun, 
    4. keringkan dengan air bersih
    5. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
    6. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan 
    7. atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
    8. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
    9. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
    10. Pakai sarung tangan DTT
    11. Atur penempatan peralatan dan bahan-bhan yang akan 
    12. digunakaan dalam wadah steril atau DTT
    13. Lakukan inspeeksi pada genetalia eksterna
    14. Palpasi kelenjar skene dan bartolini amati adanya nyeri atau 
    15. duh (discharge) vagina
    16. Masukkan spekulum vagina
    17. Lakukan pemeriksaan inspekulo : Pemeriksaan adanya lesi atau keputihan pada vagina
    18. Inspeksi serviks
    19. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali 
    20. pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
    21. Lakukan pemeriksaan bimanual :
      1. Pastikan gerakkan serviks bebas
      2. Tentukan besar dan posisi uterus
      3. Pastikan tidak ada kehamilan
      4. Pastikan tidak ada infksi atau tumor pada adneksa
    22. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi) :
      1. Kesulitas menentukan besar uterus retroversi
      2. Adanya tumir pada cavum Douglasi
      3. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 
      4. 0,5 % kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin
  5. Tindakan Pra Pemasangan
    1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
    2. Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya 
    3. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
    4. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
    5. Letakkan kemasan pada tempat yang datar
    6. Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
    7. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
    8. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter
  6. Prosedur Pemasangan AKDR
    1. Pakai sarung tangan DTT yang baru
    2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
    3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
    4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
    5. Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam cavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum
    6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
    7. Ukur kedalaman cavum uteri pada tabung inserteryang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
    8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendoorongnya terdorong
    9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalamposisi horizontal (sejajar lengan AKDR), sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
    10. Pegang serta tahan tenakulum dan epndorong dengan satu tangan
    11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
    12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
    13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
    14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
    15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin 0,5 %
    16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
    17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
  7. Tindakan Pasca Pemasangan
    1. Rendam seluruh pppperalatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi
    2. Buang bahn-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
    3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
    4. Cuci tangan dengan air sabun
    5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum 


E. Unit Terkait
  • KIA
  • Loket pendaftaran/rekam medis




SPO / SOP / Protap  Pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA) Versi Tabel


SOPStandar Operasional Porsedur (SOP) / Protap  Pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA)
Definisi
  • Pemasangan IUD adalah Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang berupa kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
    Tujuan
    • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemasangan IUD
    Referensi
    1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
    2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
    3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
    4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas
    Prosedur
    1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
    2. Berikan informasi umum tentang KB
    3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan-keterbatasan darimasing-masing jenis kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible)
    4. Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tsb digunakan
    5. Jelaskan bagaimana carakerja alkon tersebut 
    6. Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami
    7. Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami klien

    1. Konseling Metode Khusus
      1. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
      2. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dsb)
      3. Tanyakan tujuan repodruksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
      4. Tanyakan agama/ kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB 
      5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangandan kekhawatiranklien dengan sikap simpatik
      6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
      7. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
    2. Konseling Pra-Pemasangan & Seleksi Klien
      1. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada kesalahan untuk menggunakan AKDR
    3. Riwayat Kesehatan Reproduksi :
      1. Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdaran haid
      2. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
      3. Riwayat kehamilan ektopik
      4. Neri yang hebat setiap haid
      5. Anemia berat ( Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30 )
      6. Riwayat infeksi genetalia (ISG), Penyakit Menular Seksual (PMS), atau infeksi panggul
      7. Berganti-ganti pasangan (risiko ISG tinggi)
      8. Kanker serviks
      9. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan dipersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
    4. Pemeriksaan Panggul
      1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan 
      2. mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air
      3. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dengan sabun, 
      4. keringkan dengan air bersih
      5. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
      6. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan 
      7. atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
      8. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
      9. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
      10. Pakai sarung tangan DTT
      11. Atur penempatan peralatan dan bahan-bhan yang akan 
      12. digunakaan dalam wadah steril atau DTT
      13. Lakukan inspeeksi pada genetalia eksterna
      14. Palpasi kelenjar skene dan bartolini amati adanya nyeri atau 
      15. duh (discharge) vagina
      16. Masukkan spekulum vagina
      17. Lakukan pemeriksaan inspekulo : Pemeriksaan adanya lesi atau keputihan pada vagina
      18. Inspeksi serviks
      19. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali 
      20. pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum digunakan
      21. Lakukan pemeriksaan bimanual :
        1. Pastikan gerakkan serviks bebas
        2. Tentukan besar dan posisi uterus
        3. Pastikan tidak ada kehamilan
        4. Pastikan tidak ada infksi atau tumor pada adneksa
      22. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi) :
        1. Kesulitas menentukan besar uterus retroversi
        2. Adanya tumir pada cavum Douglasi
        3. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 
        4. 0,5 % kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin
    5. Tindakan Pra Pemasangan
      1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
      2. Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya 
      3. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
      4. Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
      5. Letakkan kemasan pada tempat yang datar
      6. Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
      7. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
      8. Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter
    6. Prosedur Pemasangan AKDR
      1. Pakai sarung tangan DTT yang baru
      2. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
      3. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
      4. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
      5. Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh” (no touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam cavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum
      6. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
      7. Ukur kedalaman cavum uteri pada tabung inserteryang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
      8. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendoorongnya terdorong
      9. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalamposisi horizontal (sejajar lengan AKDR), sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
      10. Pegang serta tahan tenakulum dan epndorong dengan satu tangan
      11. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
      12. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
      13. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
      14. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi
      15. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin 0,5 %
      16. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
      17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
    7. Tindakan Pasca Pemasangan
      1. Rendam seluruh pppperalatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi
      2. Buang bahn-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
      3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
      4. Cuci tangan dengan air sabun
      5. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum 
            Dokumen Terkait
            • KIA
            • Loket pendaftaran/rekam medis




            Demikianlah artikel dari kami yang singkat dengan judul yaitu SOP / Protap SOP Pemeriksaan Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi ya.

            0 Response to "SOP Pemasangan IUD"

            Post a Comment

            Iklan Atas Artikel

            Iklan Tengah Artikel 1

            Iklan Tengah Artikel 2

            Iklan Bawah Artikel