sop-perawat.blogspot.com SOP Perdarahan Post Partum - Standar Operasional Prosedur

SOP Perdarahan Post Partum

Standar Operasional Prosedur (SOP) Perdarahan Post Partum


Berikut ini kami sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Prosedur Operasional (SPO) Perdarahan Post Partum Lengkap dengan Definisi, Tujuan, Referensi, Prosedur tindakan dan Unit Terkait


SOP Perdarahan Post Partum
SOP Perdarahan Post Partum

SOP / SPO / Protap Perdarahan Post Partum


A. Definisi
  • Perdarahan Post Partum adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah>500 cc.


B. Tujuan
  • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Perdarahan Post Partum


C. Referensi
  • Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas


D. Prosedur
  1. Pasien di infuse
  2. Pasien tidur trendelenberg
  3. Selimuti tubuh pasien
  4. Pasang oksigen

  1. Atonia Uteri
    1. Massage uterus melalui dinding abdomen dengan
    2. Cara tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan fundus uteri.
    3. Bersamaan dengan massage uterus berimethergin 0,2 mg 
    4. ( Metilergometrin ) iv
    5. Bila pendarahan belum berhenti ->berioxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
    6. Bila tindakan di atas tidak menolong ->kompresi bimanual, dengan cara :satu tangan masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
    7. Bila pendarahan belum juga berhenti ->tamponade uterus, dengan cara :salah satutangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ketepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon .Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal ->pasang stagen.
    8. Tampon diangkat 24 jam kemudian.
    9. Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek ->rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual).
  2. Laserasi jalan lahir
    1. Dengan speculum lakukan eksplorasi, apakah ada Perlukaanjalanlahir / robekan vagina / robekanserviks
    2. Luka episiotomi / robekan perineum
    3. Varises pecah
    4. Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit / dilakukan tindakan)
    5. Penanganan :
    6. Perlukaan ->jahitansilang yang dalam
    7. Ruptur uteri ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang di damping seorang paramedis.
    8. RetensioPlasenta
    9. Lakukan manual Plasenta :
    10. Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) di masukan kedalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat.
    11. Pinggir plasenta( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan.
    12. Setelah yakin semua plasenta lepas ->genggam dankeluarkan.
    13. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
    14. Bila ditemukan plasenta akreta ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang diserta seorang paramedis.
    15. Kelainan proses pembekuan darah ->Rujuk


E. Unit Terkait
  • KIA
  • Loket pendaftaran/rekam medis
  • Poned/persalianan




SPO / SOP / Protap  Perdarahan Post Partum Versi Tabel


SOPStandar Operasional Porsedur (SOP) / Protap  Perdarahan Post Partum
Definisi
  • Perdarahan Post Partum adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah>500 cc.
    Tujuan
    • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Perdarahan Post Partum
    Referensi
    1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
    2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
    3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
    4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas
    5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas
    Prosedur
    1. Pasien di infuse
    2. Pasien tidur trendelenberg
    3. Selimuti tubuh pasien
    4. Pasang oksigen

    1. Atonia Uteri
      1. Massage uterus melalui dinding abdomen dengan
      2. Cara tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil menekan fundus uteri.
      3. Bersamaan dengan massage uterus berimethergin 0,2 mg 
      4. ( Metilergometrin ) iv
      5. Bila pendarahan belum berhenti ->berioxytosin 5-10 unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
      6. Bila tindakan di atas tidak menolong ->kompresi bimanual, dengan cara :satu tangan masuk uterus, tangan yang lain menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
      7. Bila pendarahan belum juga berhenti ->tamponade uterus, dengan cara :salah satutangan memegang dan menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ketepi sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi tampon .Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal ->pasang stagen.
      8. Tampon diangkat 24 jam kemudian.
      9. Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek ->rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi bimanual).
    2. Laserasi jalan lahir
      1. Dengan speculum lakukan eksplorasi, apakah ada Perlukaanjalanlahir / robekan vagina / robekanserviks
      2. Luka episiotomi / robekan perineum
      3. Varises pecah
      4. Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit / dilakukan tindakan)
      5. Penanganan :
      6. Perlukaan ->jahitansilang yang dalam
      7. Ruptur uteri ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang di damping seorang paramedis.
      8. RetensioPlasenta
      9. Lakukan manual Plasenta :
      10. Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap obstetrik) di masukan kedalam vakum uteri dengan menyusuri tali pusat.
      11. Pinggir plasenta( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul dengan sisi ulnar tangan.
      12. Setelah yakin semua plasenta lepas ->genggam dankeluarkan.
      13. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
      14. Bila ditemukan plasenta akreta ->rujukke RS / RSUD dengan infuse terpasang diserta seorang paramedis.
      15. Kelainan proses pembekuan darah ->Rujuk
            Dokumen Terkait
            • KIA
            • Loket pendaftaran/rekam medis
            • Poned/persalianan




            Demikianlah artikel dari kami yang singkat dengan judul yaitu SOP / Protap SOP Perdarahan Post Partum. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi ya.

            0 Response to "SOP Perdarahan Post Partum"

            Post a Comment

            Iklan Atas Artikel

            Iklan Tengah Artikel 1

            Iklan Tengah Artikel 2

            Iklan Bawah Artikel