sop-perawat.blogspot.com SOP / Protap Bells’ Palsy - Standar Operasional Prosedur

SOP / Protap Bells’ Palsy

SOP / Protap Bells’ Palsy


Berikut ini kami sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Prosedur Operasional (SPO) SOP / Protap Bells’ Palsy Lengkap dengan Definisi, Tujuan, Referensi, Prosedur tindakan dan Unit Terkait


SOP / Protap Bells’ Palsy

SPO / SOP / Protap Bells’ Palsy


A. Definisi
  • Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.

B. Tujuan
  • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur tatacara melakukan penanganan penderita bells’ palsy dengan baik dan benar. 

C. Referensi
  • Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas

D. Prosedur
  • Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf. 
  • Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset. 
Hal penting yang perlu diperhatikan:
  1. Pengobatan inisial
  2. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011). 
  3. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012). 
  4. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari. 
  5. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari. 
  6. Lindungi mata
  7. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure. 
  8. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequele. 

1. RENCANA TINDAK LANJUT 
  • Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan setelah pengobatan. 
2. KRITERIA RUJUKAN 
  • Bila dicurigai kelainan supranuklear 
  • Tidak menunjukkan perbaikan

E. Unit Terkait
  • UGD
  • Rawat Inap
  • Rawat Jalan




SOP / Protap Bells’ Palsy Versi Tabel


SOPStandar Operasional Porsedur (SOP) / Protap Bells’ Palsy
Definisi
  • Bells’palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis unilateral. Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.
Tujuan
  • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur tatacara melakukan penanganan penderita bells’ palsy dengan baik dan benar. 
Referensi
  1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
  2. Pedoman pelayanan rawat jalan UPT Puskesmas
  3. Pedoman pelayanan rawat inap UPT Puskesmas
  4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran UPT Puskesmas
Prosedur
  • Karena prognosis pasien dengan Bells’ palsy umumnya baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf. 
  • Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset. 
Hal penting yang perlu diperhatikan:
  1. Pengobatan inisial
  2. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells’ palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011). 
  3. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012). 
  4. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari. 
  5. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari. 
  6. Lindungi mata
  7. Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure. 
  8. Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequele. 

1. RENCANA TINDAK LANJUT 
  • Pemeriksaan kembali fungsi nervus facialis untuk memantau perbaikan setelah pengobatan. 
2. KRITERIA RUJUKAN 
  • Bila dicurigai kelainan supranuklear 
  • Tidak menunjukkan perbaikan
Dokumen Terkait
  • UGD
  • Rawat Inap
  • Rawat Jalan




Demikianlah artikel dari kami yang singkat dengan judul yaitu SOP / Protap Bells’ Palsy. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi ya.

0 Response to "SOP / Protap Bells’ Palsy"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel