sop-perawat.blogspot.com SOP Abortus Inkomplit - Standar Operasional Prosedur

SOP Abortus Inkomplit

SOP Abortus Inkomplit


Berikut ini kami sajikan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau Standar Prosedur Operasional (SPO) Abortus Inkomplit Lengkap dengan Definisi, Tujuan, Referensi, Prosedur tindakan dan Unit Terkait


SOP Abortus Inkomplit, Standar Prosedur Operasional (SPO) Abortus Inkomplit

SOP / SPO / Protap Abortus Inkomplit


A. Definisi
  • Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri masih ada yang tertinggal.


B. Tujuan
  • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyembuhkan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi.


C. Referensi
  • Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas
  • Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas


D. Prosedur
  1. Menanyakan faktor risiko seperti :
    1. Faktor Maternal
      1. Penyakit infeksi 
      2. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme 
      3. Gangguan nutrisi yang berat 
      4. Penyakit menahun dan kronis 
      5. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan 
      6. Anomali uterus dan serviks 
      7. Gangguan imunologis 
      8. Trauma fisik dan psikologis 
    2. Faktor Janin
      • Adanya kelainan genetik pada janin 
    3. Faktor ayah
      • Terjadinya kelainan sperma
  2. Pemeriksaan Fisik
    1. Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan.
    2. Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
    3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
    4. Petugas melakukan fisik umum menyeluruh dan pemeriksaan fisik lokalis
    5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
    6. Petugas melakukan cuci tangan
  3. Penatalaksanaan Umum
    Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu).
    Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi: 
    1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
    2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam 
    3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam 
    4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder / RS


    1. Lakukan konseling
    2. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
    3. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
    4. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
    5. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) 
    6. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit 
    7. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat. 
    8. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium 
    9. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang 

E. Unit Terkait
  • KIA
  • Loket pendaftaran/rekam medis
  • Poned/persalianan




SPO / SOP / Protap Abortus Inkomplit Versi Tabel


SOPStandar Operasional Porsedur (SOP) / Protap Abortus Inkomplit
Definisi
  • Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri masih ada yang tertinggal.
    Tujuan
    • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyembuhkan penyakit, mencegah terjadinya komplikasi.
    Referensi
    1. Pedoman pelayanan UGD UPT Puskesmas
    2. Pedoman pelayanan Rawat Jalan UPT Puskesmas
    3. Pedoman pelayanan KIA/KB/MTBS UPT Puskesmas
    4. Pedoman pelayanan loket pendaftaran/Rekam Medis UPT Puskesmas
    5. Pedoman pelayanan Persalinan/PONED UPT Puskesmas
    Prosedur
    1. Menanyakan faktor risiko seperti :
      1. Faktor Maternal
        1. Penyakit infeksi 
        2. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme 
        3. Gangguan nutrisi yang berat 
        4. Penyakit menahun dan kronis 
        5. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan 
        6. Anomali uterus dan serviks 
        7. Gangguan imunologis 
        8. Trauma fisik dan psikologis 
      2. Faktor Janin
        • Adanya kelainan genetik pada janin 
        1. Faktor ayah
          • Terjadinya kelainan sperma
        2. Pemeriksaan Fisik
          1. Petugas melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan.
          2. Petugas cuci tangan dan menggunakan APD
          3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
          4. Petugas melakukan fisik umum menyeluruh dan pemeriksaan fisik lokalis
          5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
          6. Petugas melakukan cuci tangan
        3. Penatalaksanaan Umum 
          Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu).
          Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi: 
          1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
          2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam 
          3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam 
          4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder / RS


          1. Lakukan konseling
          2. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
          3. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
          4. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
          5. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) 
          6. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit 
          7. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat. 
          8. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium 
          9. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang 
        Dokumen Terkait
        • KIA
        • Loket pendaftaran/rekam medis
        • Poned/persalianan




        Demikianlah artikel dari kami yang singkat dengan judul yaitu SOP / Protap SOP Abortus Inkomplit. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungannya, sampai jumpa lagi ya.

        0 Response to "SOP Abortus Inkomplit"

        Post a Comment

        Iklan Atas Artikel

        Iklan Tengah Artikel 1

        Iklan Tengah Artikel 2

        Iklan Bawah Artikel