sop-perawat.blogspot.com SOP Memindahkan Pasien dari Brankar Versi 2 - Standar Operasional Prosedur

SOP Memindahkan Pasien dari Brankar Versi 2

Standar Operasional Prosedur (SOP) atau SPO Memindahkan Pasien dari Brankar


SOP Memindahkan Pasien dari Brankar, Standar Operasional Prosedur (SOP) atau SPO Memindahkan Pasien dari Brankar

A. PENGERTIAN

  • Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

B. TUJUAN

  • Memindahkan pasien untuk tujuan transport life support atau emergency life support.

C. PROSEDUR

  1. Persiapan Alat dan Bahan
    1. Brankar
    2. Bantal (jika diperlukan)
    3. Selimut
  2. Persiapan lingkungan
    1. Jagalah privasi pasien kalau perlu dengan memasang selimut.
    2. Laksanakan prosedur transport pasien yang aman dan nyaman
  3. Persiapan Pasien
    1. Lakukan tindakan dengan 5S(senyum,sapa,salam,sopan,santun)
    2. Perkenalkan diri
    3. Lakukan identifikasi pasien 
    4. Kaji mobilisasi dan kekuatan pasien untuk mencegah pasien yang dapat digunakan saat memindahkan.
    5. Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
    6. Tentukan kebutuhan akan bantuan.
    7. Berikan penjelasan mengenai tujuan, prosedur pemeriksaan, resiko dan efek samping tindakan yang akan dilakukan.
  4. Persiapan untuk memindahkan
    1. Tranfer belt (bila diperlukan).
    2. Brankar (posisi tempat tidur pada sudut 900
    3. Kunci rem brankar 
    4. Kunci rem tempat tidur 
  5. Pelaksanaan
    1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
    2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
    3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
    4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
    5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
    6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
    7. Atur posisi pasien, dan pasang tali pengikat ke pasien dan pasang pengaman samping.
    8. Dorong brankart menuju ambulance.
    9. Brankar berjalan dengan kaki pasien didepan dan kepala dibelakang, supaya penderita dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga (jarang terjadi).
    10. Memasukkan brankart beserta pasien ke dalam ambulan.
    11. Sewaktu dalam ambulan kepala pasien didepan (dekat pengemudi) supaya paramedik dapat bekerja (bila perlu intubasi dan sebagainya)
    12. Pada wanita inpartu, posisi dalam ambulan boleh dibalik, supaya paramedik dapat membentu partus.
    13. Pasang pengunci brankart di dalam ambulance
    14. Atur ulang posisi pasien senyaman mungkin 
    15. Transport pasien siap di laksanakan
  6. Mempersiapkan Pasien untuk Transportasi
    1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway), pastikan bahwa pasien mendapat pertukaran aliran yang cukup saat diletakkan di atas usungan.
    2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit. Tandu pasien dilengkapi dengan alat pengunci yang mencegah roda usungan brgerak saat ambulans tengah melaju.
    3. Posisikan dan amankan pasien. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan. Perubahan posisi di dalam ambulans dapat dilakukan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi penyakit atau cederanya. 
      1. Pada pasien tak sadar yang tidak memiliki potensi cedera spinal, ubah posisi ke posisi recovery (miring ke sisi) untuk menjaga terbukanya jalan nafas dan drainage cairan. 
      2. Pada pasien dengan kesulitan bernafas dan tidak ada kemungkinan cedera spinal akan lebih nyaman bila ditransport dengan posisi duduk/ setengah duduk (semifowler). 
      3. Pasien syok dapat ditransport dengan tungkai dinaikkan 8-12 inci. Pasien dengan potensi cedera spinal harus tetap diimobilasasi dengan spinal board dan posisi pasien harus diikat erat ke usungan.
    4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman tetapi tidak terlalu ketat yang dapat mengganggu sirkulasi dan respirasi atau bahkan menyebabkan nyeri.
    5. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans dijalankan. Ini dilakukan agar tidak perlu membuang banyak waktu untuk meletakkan dan memposisikan papan seandainya jika benar terjadi henti jantung.
    6. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Bila tidak ada cara lain bagi keluarga dan teman pasien untuk bisa pergi ke rumah sakit, biarkan mereka menumpang di ruang pengemudi-bukan di ruang pasien- karena dapat mempengaruhi proses perawatan pasien. 
  7. Hal-hal yang harus diperhatikan :
    1. Penderita selalu diselimuti
    2. Kepada penderita/keluarga selalu diterangkan tujuan perjalanan
    3. Penderita sedapat mungkin selalu dilakukan “strapping” (fiksasi) sebelum pemindahan
    4. Jangan sekali-kali meninggalkan penderita sendirian diatas brankar. Penderita mungkin berusaha membalik, yang berakibat terbaliknya brankar
    5. Selalu berjalan berhati-hati

D. UNIT TERKAIT

  1. Semua Unit Rawat Inap
  2. AGD



Standar Prosedur Operasional (SPO) atau SOP Memindahkan Pasien dari Brankar Versi Tabel


Standar Operasional Prosedur (SOP)
PENGERTIAN:
  • Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.
TUJUAN:
  • Memindahkan pasien untuk tujuan transport life support atau emergency life support.
PROSEDUR
  1. Persiapan Alat dan Bahan
    1. Brankar
    2. Bantal (jika diperlukan)
    3. Selimut
  2. Persiapan lingkungan
    1. Jagalah privasi pasien kalau perlu dengan memasang selimut.
    2. Laksanakan prosedur transport pasien yang aman dan nyaman
  3. Persiapan Pasien
    1. Lakukan tindakan dengan 5S(senyum,sapa,salam,sopan,santun)
    2. Perkenalkan diri
    3. Lakukan identifikasi pasien 
    4. Kaji mobilisasi dan kekuatan pasien untuk mencegah pasien yang dapat digunakan saat memindahkan.
    5. Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
    6. Tentukan kebutuhan akan bantuan.
    7. Berikan penjelasan mengenai tujuan, prosedur pemeriksaan, resiko dan efek samping tindakan yang akan dilakukan.
  4. Persiapan untuk memindahkan
    1. Tranfer belt (bila diperlukan).
    2. Brankar (posisi tempat tidur pada sudut 900
    3. Kunci rem brankar 
    4. Kunci rem tempat tidur 
  5. Pelaksanaan
    1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
    2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
    3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
    4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
    5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
    6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar
    7. Atur posisi pasien, dan pasang tali pengikat ke pasien dan pasang pengaman samping.
    8. Dorong brankart menuju ambulance.
    9. Brankar berjalan dengan kaki pasien didepan dan kepala dibelakang, supaya penderita dapat melihat arah perjalanan brankar. Posisi ini dibalik bila akan naik tangga (jarang terjadi).
    10. Memasukkan brankart beserta pasien ke dalam ambulan.
    11. Sewaktu dalam ambulan kepala pasien didepan (dekat pengemudi) supaya paramedik dapat bekerja (bila perlu intubasi dan sebagainya)
    12. Pada wanita inpartu, posisi dalam ambulan boleh dibalik, supaya paramedik dapat membentu partus.
    13. Pasang pengunci brankart di dalam ambulance
    14. Atur ulang posisi pasien senyaman mungkin 
    15. Transport pasien siap di laksanakan
  6. Mempersiapkan Pasien untuk Transportasi
    1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa kesulitan setelah diletakan di atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway), pastikan bahwa pasien mendapat pertukaran aliran yang cukup saat diletakkan di atas usungan.
    2. Amankan posisi tandu di dalam ambulans. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit. Tandu pasien dilengkapi dengan alat pengunci yang mencegah roda usungan brgerak saat ambulans tengah melaju.
    3. Posisikan dan amankan pasien. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan. Perubahan posisi di dalam ambulans dapat dilakukan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi penyakit atau cederanya. 
      1. Pada pasien tak sadar yang tidak memiliki potensi cedera spinal, ubah posisi ke posisi recovery (miring ke sisi) untuk menjaga terbukanya jalan nafas dan drainage cairan. 
      2. Pada pasien dengan kesulitan bernafas dan tidak ada kemungkinan cedera spinal akan lebih nyaman bila ditransport dengan posisi duduk/ setengah duduk (semifowler). 
      3. Pasien syok dapat ditransport dengan tungkai dinaikkan 8-12 inci. Pasien dengan potensi cedera spinal harus tetap diimobilasasi dengan spinal board dan posisi pasien harus diikat erat ke usungan.
    4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman tetapi tidak terlalu ketat yang dapat mengganggu sirkulasi dan respirasi atau bahkan menyebabkan nyeri.
    5. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau papan RJP di bawah matras sebelum ambulans dijalankan. Ini dilakukan agar tidak perlu membuang banyak waktu untuk meletakkan dan memposisikan papan seandainya jika benar terjadi henti jantung.
    6. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Bila tidak ada cara lain bagi keluarga dan teman pasien untuk bisa pergi ke rumah sakit, biarkan mereka menumpang di ruang pengemudi-bukan di ruang pasien- karena dapat mempengaruhi proses perawatan pasien. 
  7. Hal-hal yang harus diperhatikan :
    1. Penderita selalu diselimuti
    2. Kepada penderita/keluarga selalu diterangkan tujuan perjalanan
    3. Penderita sedapat mungkin selalu dilakukan “strapping” (fiksasi) sebelum pemindahan
    4. Jangan sekali-kali meninggalkan penderita sendirian diatas brankar. Penderita mungkin berusaha membalik, yang berakibat terbaliknya brankar
    5. Selalu berjalan berhati-hati

UNTI TERKAIT:

  1. Semua Unit Rawat Inap
  2. AGD



    Demikianlah artikel singkat dari kami ini yang berjudul SOP Memindahkan Pasien dari Brankar. Semoga apa yang telah kami sajikan dan sampiakan diatas dapat berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Terimakasih atas kunjungannya.

    0 Response to "SOP Memindahkan Pasien dari Brankar Versi 2"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel